Wednesday, October 21, 2020

Rekam Jejak PembaTIK Level 4 (Part VI). Closing

 

MENEMBUS BATAS IMPIAN BERSAMA RUMAH BELAJAR



Masih sangat jelas ingatan saya, kegalauan seorang guru sederhana. ketika dia ingin memutuskan mengikuti atau tidak mengikuti kegiatan Seleksi Duta Rumah Belajar 2020. Guru sederhana itu adalah salah satu  guru di SLB Negeri Banda Aceh. Pada tahun ajaran baru ini guru tersebut berkesempatan mengajar  pada kelas Tunadaksa, Tunadaksa Ganda, Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita dan Autisme. Mulai dari jenjang SDLB, SMPLB dan SMALB. Guru tersebut adalah  SAYA.

Kegiatan Seleksi Duta Rumah Belajar 2020. Dilakukan dengan berbagai tahapan yang harus dilalui melalui program PembaTIK Pembelajaran Berbasis TIK. Tahapan yang dilalui terdiri dari 4 Level yaitu Level 1; Literasi TIK; Level 2. Implementasi TIK; Level 3 Kreasi TIK dan Level 4. Berbagi TIK. Berbagai tahapan itu menjadi salah satu satu kekhawatiran saya untuk berani mengikuti kegiatan PembaTIK 2020.

Apakah yang menjadi sebabnya?

Jawabanya. Saya tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengikuti kegiatan seleksi Duta Rumah Belajar. Disebabkan beberapa hal Minimnya pengetahuan TIK, penggunaan TIK yang belum pernah saya terapkan di kelas. Disamping tua ada  pertanyaan yang mengganggu benak saya   ”Apakah, aku bisa bersaing bersama para guru hebat seluruh Aceh? Mereka memiliki kemampuan TIK yang baik, menerapkan pembelajaran berbasis TIK di kelas”. Sementara saya hanya guru SLB. Bagaimana mungkin saya berani bersaing dengan teman-teman dari sekolah umum.” Pertanyaan itu terus menerus mengganggu saya. 




Entah kekuatan apa yang menghampiri, saya bangkit dari rasa cemas, dan kegalauan. Saya  memutuskan untuk ikut PembaTIK. Mengambil  Laptop melakukan registrasi  pada akun Simpatik (simpatik.belakar.kemdikbud.go.id), mendaftar pada salah satu gelombang yang tersedia. Mengikuti kelas Bimtek daring. mengunduh modul 1 s/d 4 dan mempelajari materi . mengikuti ujian akhir, Lulus. Menuju ke Level 2. Demikian tahapan berikutnya hingga sampai ke level 4. Berbagi. 

Semua tahapan PembaTIK 2020 yang dilalui, membelajarkan saya  bagaimana harus lebih giat lagi belajar, terutama  mengenai pembuatan vlog dan video. Pada level 2, tugas yang harus dikerjakan adalah membaut vlog memanfaatkan  fitur Rumah Belajar yang didalamnya terintegrasi model pembelajaran seperti yang diarahkan oleh Pusat  Data  dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusdatin Kemendikbud)  Beberapa model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan dengan memanfaatkan Rumah Belajar selama belajar dari rumah adalah Model Pembelajaran Inovatif. (Panduan Penerapan Model Pembelajaran Inovatif dalam BDR yang Memanfaatkan Rumah Belajar : 2020:17).

1.       Model Discovery-Inquiry merupakan pembelajaran yang menitikberatkan pada proses pemecahan masalah, sehingga peserta didik harus melakukan eksplorasi berbagai informasi agar dapat menentukan konsep mentalnya sendiri dengan mengikuti petunjuk   pendidik   berupa  pertanyaan   yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran. Model pembelajaran ini dapat digunakan ketika pendidik ingin mengkondisikan peserta didik untuk membudayakan berpikir tingkat tinggi (high order thinking/HOT), berpikir ilmiah, mandiri dan tidak hanya mengembangkan keterampilan bernalarnya/kognitif dalam menyelesaikan permasalahan.

2.        Model  Flipped  Classroom  adalah  pembelajaran  yang membalik metode tradisional dimana materi biasanya diberikan pada proses pembelajaran, tetapi pada model pembelajaran erikan sebelum proses pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran, peserta didik fokus untuk mendiskusikan  materi  atau  masalah yang belum dipahami terkait materi yang telah dipelajari peserta didik dan atau mengerjakan tugas. Model pembelajaran dapat diterapkan ketika  pendidik ingin  meminimalkan  jumlah instruksi langsung   oleh   guru   kepada siswanya dalam mengajarkan materi dan memaksimalkan waktu untuk berinteraksi satu    sama    lain   dalam   membahas permasalahan  terkait  materi  yang  belum ami  sehingga  siswa  memiliki waktu yang banyak  dalam  memahami  materi  secara mandiri.

3.        Model Project Based Learning adalah model pembelajaran memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik melalui konsep yang dibangun berdasarkan produk yang dihasilkan dalam proses pembelajaran berbasis proyek. Model pembelajaran ini cocok diterapkan ketika pendidik menginginkan peserta didik terlatih untuk mampu mencari solusi dan berkolaborasi untuk mengerjakan sebuah proyek untuk mengatasi suatu permasalahan konkret yang mereka hadapi.

4.       Model Blended Learning adalah pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran   tatap  muka   dengan pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan berbagai macam  media  dan  teknologi.  Model  pembelajaran  ini dapat menjadi pilihan apabila pendidik ingin menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan melatih peserta didik menjadi mandiri dalam mengakses sumber belajar dan meningkatkan keterampilan teknologinya.

5.      Model  Berbasis  Game  adalah  pembelajaran  yang menggunakan permainan atau game digital untuk tujuan pembelajaran. Model ini diterapkan oleh pendidik ketika ingin membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama dalam pembelajaran yang menyenangkan.

6.  Model Self Organized Learning Environments/SOLE adalah pembelajaran    yang   menitikberatkan    proses pembelajaran mandiri dengan memanfaatkan internet dan perangkat pintar yang dimiliki oleh peserta didik. Model pembelajaran ini digunakan oleh guru dalam melatih peserta didik untuk berpikir kreatif, mampu memecahkan masalah, dan mampu berkomunikasi.

Beberapa langkah yang saya lakukan sebelum memutuskan model pembelajaran, adalah Melakukan asesmen profil orangtua murid dan murid. Asesmen ini  berguna untuk mengumpulkan  informasi kemampuan, ketidakmampuan, permasalahan orangtua dan murid, terkait pengunaan TIK, pemanfaatan TIK ketika proses pembelajaran yang akan dilakukan  nantinya, serta materi yang akan diberikan. Berbekal informasi tersebut saya merancang RPP berdasarkan Pemetaan KI dan KD. Setelah itu saya memutuskan menggunakan Model Project Based Learning (BjBL).   Model ini sangat sesuai dengan kondisi  BDR saat ini, dimana model ini akan mengedepankan kolaborasi antara guru, orangtua murid dan murid. Kolaborasi tersebut akan berdampak pada kedekatan hubungan orangtua dan murid, karena karakter model BjBL adalah menjalin kerjasama, saling mendukung dalam TIM baik perencanaan, pelaksanaan, presentasi dan evaluasi.




Berbekal modul level 2, saya pun  mengerjakan tugas pembuatan vlog dengan tahapan  yang saya rancang yaitu: 1) Menonton video orang lain, melihat tutorial cara membuat vlog, dan video, hal ini saya lakukan untuk belajar pengalaman orang lain; 2) Membuat konsep video atau vlog. Diawali dengan merancang alur pada vlog, semua hal tersebut saya lakukan dengan matang artinya setiap detail tahapan alur vlog  saya deskripsikan dengan jelas dan lengkap; 3) Belajar mengedit video; selain modul Level 2.  Belajar lewat internet, dan anak-anak di rumah, aplikasi yang digunakan adalah VN; 4) Mengevaluasi video yang telah dibuat. Tahapan ini dibutuhkan untuk memperbaiki hal-hal yang masih kurang dan perlu diperbaiki.

Banyak pengalaman yang menggelitik ketika harus berhadapan dengan kamera. Sering kali naskah yang telah di hapal, buyar seketika setelah memulai pengambilan video, hingga pengambilan video harus berulang-ulang dilakukan. tetapi saya bersyukur memiliki guru-guru yang luar biasa yaitu, keluarga (suami dan keempat anak) mereka adalah guru terbaik bagi saya. Saya mampu melalui semua tantangan ini berkat mereka dan dukungan mereka. Demikian pula ketika membuat video pembelajaran pada Level 3. Pengalaman level 2 saya terapkan di level 3, hanya saja kali ini fokus kepada video pembelajaran.

Pada tahapan level 4 Berbagi. Peserta yang lolos berjumlah 30 orang setiap Provinsinya.  Sebutan Sahabat Rumah Belajar (SRB) pun kami sandang.   “Kegiatan Debut PembaTIK Level 4, diawali dengan “Kuliah Umum Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) Level 4: Berbagi”, diselenggarakan dari tanggal 14-18 September 2020, dilakukan secara Daring dan dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Nadiem Anwar Makarim. Mengusung tema: “Berbagi Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK Mewujudkan Merdeka Belajar”.

Kemudian dilanjutkan dengan Coaching yang dilaksanakan pada tanggal  21-23 September 2020. Tujuan coaching adalah membekali,  SRB dalam melaksanakan rangkaian kegiatan Berbagi melalui sosialisasi Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK, Mewujudkan Merdeka Belajar. Tahapan ini adalah yang paling sulit,dan penuh tantangan bagi saya mungkin juga bagi teman-teman SRB  lainya. Pada tahap ini kami mengerjakan  3 tugas yaitu: 1.Vlog; 2. Blog; 3. Kegiatan Tatap Muka dan kegiatan Tatap Maya.

Saya sangat bersyukur dan merasa beruntung berada di tahap ini. Sebagai seorang guru yang sederhana, mengawali keikutsertaan dengan minim pengetahuan TIK, merasa kurang percaya diri untuk bersanding dan bersaing bersama guru lainnya hanya karena berpikir saya guru SLB yang tidak akan mampu menerapkan atau memanfaatkan fitur Rumah Belajar di kelas yang diampu (Daring atau Luring). Tetapi waktu dan proses panjang yang telah di lalui bersama PembaTIK Level 1 hingga 3 mengajarkan saya untuk pantang menyerah, bertekad dan bersemangat. Dengan  dukungan sepenuhnya dari keluarga, dukungan Sekolah serta teman-teman guru SLB Se_Prov Aceh beserta MKKS Prov Aceh, teman guru Inklusif saya melangkah dengan pasti tanpa keraguan menyelesaikan satu persatu tugas saya.

Membangun TIM yang solid (Pak Herry Yanna Guru SLB TNCC Banda Aceh, Win Jeroh Miko, Guru SLB Negeri 14 Takengon, Ananda M. Favian Alka), berkolaborasi dengan teman SRB Aceh, SRB Pendidikan Khusus (PK) Nasional dan SRB Nusantara, membangun jejaring di medsos menjadi bagian dari rangkaian kegiatan sosialisasi Berbagi Inovasi Pembelajaran Berbasis TIK Mewujudkan Merdeka Belajar. Kini saya dapat mengatakan bahwa, saya mampu MENEMBUS BATAS IMPIAN BERSAMA RUMAH BELAJAR.  Saya hanya perlu melanjutkan semangat BERBAGI dengan selalu belajar menggali pengetahuan,  MERECHARGE DIRI, SEBAGAI BEKAL TAS PUNGGUNG MENGAJAR DI KELAS.” sesuai slogan Rumah Belajar . Belajar dimana saja, Kapan saja , Dengan siapa saja. Saya yakin tantangan ke depan akan selalu ada dan tidak mudah, tetapi saya telah belajar banyak dan menempa mental saya ketika menjadi SRB.

Terimakasih kepada Pusdatin Kemendikbud, yang telah menyelenggarakan  kegiatan PembaTIK tahun 2020 ini, terima kasih kepada DRB Aceh Ibu Irayuni dan Pak Qustalani yang telah setia menemani kami dari PembaTIK Level 1 hingga kini, Ibu Indah Sekarloka, Pak Anas Sabayasa, Pak Yusuf dan Ibu Yeni Husnaini, yang telah mendampingi kami selama coaching hingga kini. Teman-teman SRB Aceh yang hebat, kita bisa, dan kita kan tetap berjuang mengobarkan semangat BERBAGI ke Penjuru Negeri.

Saya berharap agar tulisan ini bermanfaat bagi teman-teman guru, terutama Guru SLB dan Inklusif.  Harapannya semoga tahun depan akan banyak perwakilan dari SLB dan Inklusif untuk lolos ke Level 4.

Merdeka Belajarnya Rumah belajar Portalnya Maju Indonesia

#PusdatinKemdikbud

#PortalRumahBelajar2020

#RumahBelajar2020

#SahabatRumahBelajar2020

#DutaRumahBelajar202

#RadioEdukasi

#GuruPenggerak2002

#GuruBerbagi2020

 

 

 




1 comment:

afnidar said...

Terus berkarya, ibu lena

JURUS JITU LULUS ASESMEN NASIONAL

Obrolan Merdeka Belajar. 3 November 2020. Bagaimana Seharusnya Guru dan Kepala Sekolah Menyikapi AN? Banyak pelajaran yang saya dapatkan k...